Macam-Macam Jenis Filter Aquarium



1. Sponge Filter


Sponge filter merupakan salah satu jenis filter klasik yang sering digunakan banyak orang. Sistem filter ini lebih menekankan pada penyaringan secara mekanik. Yaitu, sistem penyaringan dengan menggunakan sponge atau yang biasa kita sebut dengan spons. Sistem penyaringannya dipancing dengan oksigen yang dikeluarkan dari pompa oksigen atau aerator melalui selang kecil yang dimasukan ke dalam pipa kecil dari atas. Yang mana pipa kecil tersebut sudah dilubangi berukuran kecil kemudian ditutup atau diselimuti dengan sponge atau spons.
Harga jenis filter ini relatif lebih murah dibandingkan jenis filter yang lain. Sebab, hanya bermodalkan sponge dan air pump (aerator). Filter ini cocok untuk berbagai macam jenis ukuran aquarium.





2. Filter Samping (Hang On Back Filter)


Berikutnya yaitu filter samping atau yang biasa disebut Hang On Back Filter. Sesuai dengan namanya, filter ini menggantung di samping di aquarium.
Sistem kerja filter samping ini menggunakan beberapa komponen penyaring yaitu busa kapas halus dan media filter biologi. Untuk media filter biologi bisa menggunakan ceramic ring, bio ball, ataupun batu kerikil. Harga filter ini relatif standard dan sedikit lebih mahal dari sponge filter. Tetapi lebih efektif karena bisa menyerap lebih banyak volume air yang akan disaring.



3. Filter Atas (Over Head Filter)


Filter atas ini merupakan jenis filter aquarium yang paling sering digunakan oleh sebagian besar orang. Sebab, sistem kerja filter ini cukup maksimal dalam menyaring kotoran yang terkandung dalam air.
Sistem penyaringan dari jenis filter ini yaitu air disedot atau diserap melalui power head atau pompa kemudian dialirkan melalui selang dan di filter di tabung yang berada di atas. Untuk komponen dalam filter atas ini sebenarnya bisa divariasi, tetapi secara umum menggunakan kapas filter sebagai media mekanik, bio ring atau bio ball sebagai media bakteri pengurai (filter biologi), dan batu zeolit (filter kimia). Untuk harga dari filter ini pun relatif standard walaupun sedikit lebih mahal dari filter samping dan filter sponge tetapi sistem kerjanya lebih maksimal.





4. Filter Internal

Berikutnya yaitu Internal Filter. Sistem kinerja dari filter ini hampir sama dengan sistem kerja filter atas, hanya saja dalam filter ini tidak menggunakan tabung atas. Tetapi, menggunakan tabung yang langsung berhubungan antara power head dan air.
Jenis filter ini juga termasuk filter yang menggunakan penyaringan secara mekanik dan biologi. Yaitu menggunakan busa halus (mekanik) dan bio ball sebagai media tempat tinggal koloni bakteri pengurai amonia.



5 . Canister Filter

Yang terakhir yaitu jenis filter canister. Filter ini merupakan jenis filter yang menggunakan penyaringan paling lengkap, yaitu filter secara mekanik, biologi maupun kimia. Untuk harga filter canister ini tergolong paling mahal kisaran ratusan ribu hingga jutaan. Namun, sistem kinerja filter jenis ini sangat efektif dan kejernihan aquarium lebih terjaga. Sebab, 3 penyaringan sekaligus bisa diterapkan dalam canister filter ini.






Sistem Kerja Sistem Filter di Aquarium :

1. Filter Mekanik

Filter mekanik merupakan sebuah filter yang sistem atau cara kerjanya dengan menyaring atau memisahkan material padat yang terkandung dalam air aquarium secara fisika. Alat penyaring filter mekanik yaitu bahan yang memiliki pori-pori dengan diameter tertentu, tidak mudah lapuk, dan mampu menangkap partikel-partikel yang lebih besar dari lubang pori media filter tersebut. Partikel padat yang disaring yaitu material padat yang bisa dilihat dengan mata, seperti sisa pakan, kotoran ikan, bangkai ikan yang mati, ataupun debu yang masuk dalam aquarium. Media yang biasa digunakan untuk jenis filter ini yaitu sponge (spons), busa atau kapas halus. Namun, jenis filter ini memiliki kekurangan yaitu apabila material padat yang tersaring sudah banyak atau menutupi pori akan terjadi penyumbatan pada aliran air, sehingga air tidak dapat mengalir dengan lancar. Oleh karena itu, perlu dilakukan penggantian media filter ini secara rutin agar filter mekanik berjalan lancar.

2. Filter Biologi

Filter biologi merupakan filter yang cara kerjanya dengan menggunakan bantuan bakteri-bakteri mikroba, khususnya bakteri pengurai amonia. Oleh karena itu, untuk menunjang perkembangan dan pertumbuhan bakteri-bakteri pengurai tersebut, dibutuhkan media yang dapat dijadikan sebagai tempat hidup bakteri-bakteri tersebut. Tujuan dari bakteri-bakteri tersebut tidak lain adalah mengurangi atau bahkan menghilangkan kandungan amonia yang terkandung dalam air aquarium.

Kandungan amonia dalam aquarium disebabkan oleh beberapa faktor yaitu, kotoran ikan yang terlarut, sisa pakan yang membusuk dan terlarut dalam air, dan urin yang dikeluarkan ikan serta CO 2 yang dikeluarkan ikan melalui insangnya. Amonia merupakan zat berbahaya sehingga keberadaannya perlu ditekan atau dikurangi. Sebab, menggunakan filter mekanik saja belum cukup untuk mengurai amonia karena amonia hanya dapat diuraikan oleh bakteri-bakteri pengurai amonia. Sistem kerja filter biologi mengikuti perputaran nitrogen atau yang biasa disebut dengan nitrogen cycle, yaitu amonia diubah menjadi nitrit kemudian nitrit diubah ke nitrate dan nitrat bisa hilang dengan menguap atau menjadi gas atau bisa juga untuk perkembangbiakan tumbuhan air.

Kandungan amonia sangat berbahaya bagi ikan sehingga perlu diuraikan ke nitrite. Bakteri pengurai nitirite yaitu Nitrosomonas sp. Keberadaan bakteri ini akan berkembang dengan sendirinya setelah amonia yang terkandung terus bertambah dengan ditandai air yang semakin keruh. Kemudian selama seminggu bakteri Nitrosomonas sp akan berkembang untuk menguraikannya menjadi nitrite. Nitrite tidak lah terlalu berbahaya bagi ikan, namun perlu untuk dikurangi juga. Kemudian nitrite yang diuraikan oleh bakteri Nitrosomonas sp sebelumnya tersebut semakin banyak seiring bertambahnya bakteri Nitrosomonas Sp. Banyaknya nitrite akan mendorong muncul dan berkembangnya bakteri pengurai nitrite yang bernama Nitrobacter Sp. Nitrite yang bertambah yang dihasilkan oleh bakteri pengurai sebelumnya tersebut diuraikan kembali oleh bakteri Nitrobacter sp untuk diubah ke nitrate. Nitrate ini merupakan kandungan yang tidak berbahaya bagi ikan namun jika didiamkan terlalu lama juga tidak baik bagi ikan. Biasanya nitrate yang dihasilkan bakteri Nitrobacter Sp. tersebut akan berubah menjadi gas dengan bantuan aerator atau gelembung udara. Bisa juga dimakan oleh tanaman air untuk berkembang biak. Ciri nitrate yang sudah terlalu banyak dalam aquarium yaitu munculnya algae atau lumut dalam aquarium. Untuk meghilangkan nitrate tersebut perlu dilakukan penggantian air 25 % - 50 % dari total keseluruhan volume aqurium.



Untuk media yang biasa digunakan untuk bakteri ini bermacam-macam, yaitu bio ball, ceramic ring, batu berpori banyak dan besar atau media lain yang padat dan memiliki pori-pori, dan kaldness (K1). Berbagai media tersebut bisa digunakan sebagai tempat tinggal bakteri-bakteri pengurai amonia tersebut untuk memakan amonia dan mengubahnya menjadi kandungan yang tidak berbahaya bagi si ikan. Akan tetapi, kekurangan dari filter ini yaitu perlu kesabaran sebab untuk mengembangbiakan bakteri dan proses filtrasinya membutuhkan waktu cukup lama yaitu sekitar 1 bulan. Untuk membersihkan media filter biologi harus menggunakan air aquarium secara perlahan dan hati-hati sebab jika menggunakan air kran atau sumur akan menyebabkan bakteri yang tinggal dalam media tersebut mati. Berikut gambar berbagai media yang bisa digunakan untuk tempat tinggal bakteri pengurai amonia.

3. Filter Kimia

Filter kimia fungsi atau sistem kerjanya hampir sama dengan filter mekanik. Namun, perbedaannya terletak pada materi yang disaring. Jika filter mekanik menyaring materi padat yang terlihat mata, filter kimia menyerap materi yang terlarut dalam air, seperti amonia sehingga disebut proses kimiawi.. Filter kimia ini sangat efektif dan cepat dalam menyerap kandungan zat-zat beracun dalam air aquarium. Mdia untuk filter kimia yaitu carbon active (arang aktif) dan batu zeolite.

Komentar